Header Ads

INGATKAH ANDA...? (Bagian 1)

oleh: fafa_akhwat


Menjelang delapan tahun masa kepemimpinan SBY, penurunan popularitas SBY semakin besar. SBY dinilai gagal menjalankan janji-janji yang diumbarnya pada masa kampanye. Hingga kerap kali kita lihat dan dengar aksi-aksi yang dilakukan banyak pihak, termasuk mahasiswa, menuntut SBY merealisasikan janjinya atau mundur dari bangku kepresidenan.

 

Meski demikian, harus disadari pula oleh mahasiswa bahwa mengelola suatu negara bukanlah hal yang mudah. Tidak perlu jauh-jauh, kita bisa melihat apakah mahasiswa sendiri sudah menepati janji yang disampaikan pada saat kampanye pemilihan presiden mahasiswa sebelum menuntut SBY menepati janji kampanye itu.

 

Kampus adalah miniatur negara, itulah yang sering kita dengar. Mahasiswa memilih presidennya melalui sistem Pemilihan Raya (Pemira), sebuah sistem yang diadopsi dari Pemilihan Umum (Pemilu). Lebih dari itu, ternyata masyarakat mahasiswa juga sudah tidak mempercayai segala macam iming-iming yang diobralkan para calon presiden mahasiswa, tak ubahnya rakyat Indonesia yang lebih memilih golput karena sudah bosan dengan visi-misi kampanye yang tak pernah terealisasi.

 

Ketika rakyat Fakultas Teknik (FT) dihadapkan pada dua pilihan calon pemimpinnya, sudah terdengar banyak sekali keraguan bahwa kedua calon akan membawa perubahan signifikan untuk FT Undip. Secara umum, kedua calon menawarkan sinergisitas antarlembaga mahasiswa FT. Bahkan, pasangan calon nomor 2, M. Fatih Askarillah dan Rizal Adhi Pratama, yang kemudian memenangkan Pemira FT, berinisiatif membentuk departemen baru dalam BEM FT KM Undip, yaitu Departemen Dalam Negeri (Dagri). Fatih-Rizal mengatakan sebelumnya tidak ada departemen dalam BEM FT yang dapat menaungi seluruh ketua lembaga mahasiswa yang ada di FT. Maka Dagri inilah yang akan dapat menjalankan fungsi tersebut. Akan tetapi, hal ini ditentang oleh sebagian besar masyarakat FT, khususnya Kepala Departemen Networking, Information, and Communication (NIC) BEM FT KM Undip 2011, M. Bachtiar Rifai (sebelumnya Departemen NIC-lah yang menaungi seluruh ketua lembaga FT). Dan kita tahu, saat ini tidak ada Departemen Dagri di BEM FT.

 

Faktanya, semua obralan janji itu ternyata tidak terbukti sampai sekarang. Kinerja BEM FT terlihat sama saja seperti tahun-tahun sebelumnya, meski jargon Fatih-Rizal saat kampanye adalah Sinergis, Inovatif, dan Profesional. Sinergisitas antarlembaga yang ada dinilai masih sangat kurang. Himpunan Mahasiswa (HM) di FT masih belum merasakan peran BEM FT untuk melayani mahasiswa. Bahkan, isu yang sempat terlontar adalah pembubaran Departemen Riset dan Teknologi (Ristek) BEM FT karena fungsinya yang tumpang-tindih dengan Forum Studi Teknik (FST).

 

Inikah yang dinamakan sinergis oleh para pemimpin mahasiswa FT? Mana inovasi yang pernah dijanjikan oleh Fatih-Rizal? Lalu bagaimana sebetulnya yang menjadi aspirasi seluruh mahasiswa FT yang diwakili oleh lembaga-lembaga mahasiswa yang ada? Apakah seharunya memang diperlukan Departemen Dagri untuk menaungi lembaga yang ada, atau sudah cukup dengan Departemen NIC? Apa yang sebetulnya terjadi di belakang layar yang selama ini tidak kita ketahui? (bersambung)

No comments

Powered by Blogger.