Header Ads

Blogger FLP Yogya: Terima Kasih untuk Komunitas Kultural Ini

Saya mulai mendaftar FLP, FLP Jogja, tepat sebelum pandemi. Namun baru punya NRA beberapa bulan kemudian ketika saya resmi diterima sebagai anggota FLP Jogja.

Ketika saya bercerita kepada ibu saya bahwa saya bergabung dengan FLP ibu saya sempat meledek, "Kamu ini ikut-ikut FLP doang tapi nggak pernah nulis."

Ucapan ini sedikit menampar saya. Memang banyak orang yang bergabung dengan FLP bertujuan untuk mengasah skill menulis mereka. Saya pribadi walaupun mengharapkan hal serupa namun tidak terlalu berekspektasi karena semua itu kembali ke diri sendiri. Di tempat mana pun, sebaik apapun lingkungan itu, diri sendiri lah yang akan menentukan apakah dia akan berpacu menjadi lebih baik atau tidak.

Yang akhirnya benar-benar memicu saya supaya konsisten menulis adalah grup blogger FLP Jogja yang dibentuk secara spontan. Ceritanya waktu itu di grup keluarga besar FLP Jogja sedang ramai bahasan tentang... saya lupa persisnya, yang berkaitan dengan blog. Salah seorang sesepuh, Pak Zen, saat itu juga merealisasikan wacana tentang blogger FLP Jogja. Langkah pertamanya adalah dengan membuat grup; mereka yang berminat dipersilahkan bergabung

Saya sendiri sempat ragu mengikuti grup tersebut setelah melihat aturannya yang demikian ketat titik. Bayangkan saja, anggota grup wajib menulis pendek setiap hari dan menulis panjang sepekan sekali. Sekali tidak memenuhi tugas, dipersilakan meninggalkan grup. Apalah daya saya, yang selama pandemi ini tidak terlalu produktif mengisi blog: tulisan saya bisa dihitung dengan jari. Tetapi kemudian saya membulatkan tekad, mungkin inilah yang bisa memaksa saya menelurkan tulisan secara istiqamah. Untungnya aturan yang sangat berat itu disepakati untuk diubah: menulis hanya sepekan sekali setiap Jumat.

Bagi saya keberadaan grup ini unik, karena walaupun dicetuskan oleh anggota-anggota wilayah sebuah organisasi kepenulisan terbesar di Indonesia, grup ini lebih bersifat kultural daripada struktural. Ini yang mungkin membedakan dengan komunitas blogger resmi dari FLP pusat, yang sifatnya lebih untuk mempublikasikan hal-hal yang sudah disepakati. Group blogger Jogja sendiri hanya berfokus supaya anggota-anggotanya rajin menulis, dan mulai berlatih menulis.

Sebagaimana kaum deadliner, saya lebih sering menulis pada Kamis atau Jumat. Namun saya senang karena setiap pekannya saya bisa memenuhi tugas yang disepakati.

Beberapa pekan berselang banyak anggota grup yang mulai berguguran karena tidak mampu menyelesaikan tugas tersebut sesuai waktu yang disepakati. Bahkan Pak Zen sendiri harus mengeluarkan diri dari grup karena absen menulis pada suatu pekan. Setelah Pak Zen mundur, giliran Mbak Sije, yang sejak awal didapuk jadi koordinator, ikut undur diri karena alasan yang sama. Sebenarnya bisa saja mereka masuk lagi ketika mereka sudah mulai menyetorkan tulisan. Tapi sampai saat ini, tak tampak tanda-tanda mereka akan bergabung kembali.

Ya, saya paham betapa sibuknya anggota anggota FLP dengan berbagai amanah mereka. Hanya saja kedua orang itu saya rasa adalah ruh bagi grup ini, jadi sepi rasanya tanpa mereka berdua.

Apalagi, ketika mereka pergi hanya menyisakan empat orang. Termasuk saya, walaupun tulisan-tulisan saya, ya... berkualitas receh, sekedar memenuhi kewajiban dibandingkan tulisan teman-teman yang lain yang lebih berbobot. Tetapi dari mereka inilah saya justru belajar supaya bisa menuliskan sesuatu yang lebih bermakna dan yang lebih penting adalah konsisten menuliskannya.

Karena itu di sini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman blogger FLP Jogja yang merupakan semangat saya dalam menulis dalam mengisi blog yang sudah lama berdebu karena jarang saya singgahi. Saya berterima kasih pada Pak Zen, pada Mbak Sije, yang telah mengawali grup ini. Tak lupa pula, terima kasih khusus pada Pak Rizko, Mbak Sabrina, dan Mbak Hartinah yang cukup konsisten hingga hari ini.

Semoga tahun depan kita tetap konsisten menyajikan tulisan yang lebih menginspirasi pembaca semua.

4 comments:

  1. Nulisnya dari hati bgt yaa kakk, kantabb 👍👍😅

    ReplyDelete
  2. Sebagai sesama deadliner, relate banget sama paragraf 7 😂

    Terharu bacanya, Mbaaak :")
    Makasih juga udh nemenin & nyemangatin.
    Semangat selalu~ Keep istikomah 🔥

    ReplyDelete
  3. Inspiratif. Yuk semangaat lagi...nulis dan nulis

    ReplyDelete
  4. Menginspirasi dan mengena..
    Semangat..

    ReplyDelete

Powered by Blogger.