Header Ads

Cokelat Tanpa Sengaja di Hari Istimewa

Foto: Yuniva (dok. Nikmat Coklat)

Man proposes, God disposes

Pernah dengar istilah itu? Biasanya dikaitkan dengan penerimaan akan sesuatu yang, menurut kita, hasilnya tidak sebaik harapan. Tentu, Alah pasti memberi kita dengan yang terbaik untuk kita menurut-Nya, walaupun kita merasa sebaliknya, atau tidak menyadarinya pada saaat itu.

Tapi pernahkah kamu mengalami yang sebaliknya?

Bahwa kamu merencanakan sesuatu, lalu Allah menentukan takdir-Nya dengan sesuatu di luar kehendakmu, namun bahkan kamu pun langsung merasakan saat itu juga, betapa "dispose"-Nya justru menyempurnakan rencanamu?

* * *

Nggak tau kesambet apa, tiba-tiba gw kepengin aja ngasih mereka sesuatu. Ya... semacam ucapan terima kasih, kali, ya, karena udah mau jadi temen gw, udah mau nerima segala ke-absurd-an gw, walaupun mungkin sambil rada-rada ilfil dengan kelakuan gw. Dan semua itu udah berlangsung selama kira-kira 13 tahun sejak masih berseragam putih-abu-abu.

Setelah browsing sana-sini, ketemulah dengan produk Nikmat Cokelat, sejenis parsel cokelat yang desainnya bisa custom sesuai permintaan pembeli. Gw memilih custom dengan nama beken mereka (yang ternyata kompakan pake semacam kunyah): Emak Eleanors dan Ummu Hamzah.

Alasan lain kenapa gw memilih pesan di sana, karena usaha itu dirintis Yuniva, salah satu kawan di kampus. You know lah, berhubung gw orangnya rempong bukan main, setidaknya Yuniva ini nggak kaget lagi dengan request aneh-aneh dari gw.

Salah satu request aneh gw adalah gimana caranya biar paket cokelat yang gw order ini tiba di kedua alamat tujuan dengan jarak waktu yang nggak terlalu jauh. Bayangin aja susahnya ngepasin waktu pengiriman, soalnya yang satu tujuan Bogor, satunya tujuan Manado!

Pada akhirnya gw nggak bisa protes juga, sih, ketika dua paket itu akhirnya dikirim barengan. Dalam hati rada menyayangkan juga Yuniva ambil jenis layanan yang paling murah ke Manado, sementara paket ke Bogor dikirim dengan layanan reguler. Bisa ditebak, kan? Ke Bogor pasti bakal jauh lebih cepet.

* * *

Bener aja, kiriman ke Bogor sampai keesokan malamnya. Setelah proses interogasi "singkat" untuk memastikan pengirimnya gw (entah lupa atau sengaja, gw nggak minta Yuniva mencantumkan nama gw), si Emak Eleanors ini meng-upload foto cokelatnya itu ke Instagram.


Membaca caption yang menyertai, gw ternganga. Langsung ulik-ulik database, ternyata bener. Bingkisan itu sampai di malam 21 Ramadhan, yang, qadarullah, adalah tanggal lahir Eleanors dalam kalender Hijriyah!

Gw langsung shock, speechless... cuma bisa nyebut nama Allah berulang-ulang saking takjubnya.

Kok bisa ngepas gitu, sih? Padahal, wallahi, gw juga gak ngeh tanggal lahir Eleanors, walaupun ingat betul kalo lahirnya emang pas Ramadhan.

Gw nangis ada setengah jam, kali. Kalau bukan atas campur tangan Allah, lalu apa lagi?

* * *

Kiriman ke Manado butuh waktu lebih lama. Ya iyalah, udah jaraknya berkali lipat dibanding ke Bogor, pakai layanan ekonomis, pula. Mana udah 2 hari berlalu, statusnya masih "departed from transit (Jakarta)". Sampai-sampai gw curiga, jangan-jangan tuh ekspedisi kirimnya pakai kapal!

Gw udah siap-siap dong, kalau ternyata paketnya hilang lagi. (Sebelumnya juga pernah pesanan gw dari Emak Eleanors dinyatakan hilang sama ekspedisi setelah berminggu-minggu. Entah gimana kelanjutannya.)

Ternyata Allah masih menyimpan kehendak lain.

Tiga hari setelah pengiriman, paket akhirnya sampai di Manado, dikonfirmasi sendiri oleh Ummu Hamzah. Kejutan lainnya adalah, bahwa ternyata hari itu bertepatan dengan tanggal lahir Masehi-nya bapaknya Hamzah!

Tabarakarrahman....


Jadi, dua bingkisan yang tadinya hanya diniatkan sebagai penyambung silaturrahim, ternyata "dibonusin" sama Allah sebagai kado istimewa buat masing-masing keluarga mereka. Tanpa direncanakan, bahkan tanpa gw tahu kalo kedua hari istimewa itu berdekatan.

Masyaallah... Allahu akbar!

Gw udah beneran kehabisan kata sekarang. Allah beneran sayang sama kalian.

* * *

Ketika proses pemesanan sedikit berbeda dengan ekspektasi waktu itu: proses pembuatan yang nggak sehari jadi (kalo dipikir-pikir lagi, kan butuh waktu biar cokelatnya beneran padet dan nggak meleleh kan ya?), waktu kirim juga ternyata bebarengan padahal jarak tempuh jauh beda... justru di situ sebenernya cara Allah untuk "menunda" sejenak agar keduanya sampai di waktu yang super-amat-sangat tepat.

Emang sih ya... kita boleh-boleh aja bikin rencana macem-macem, tapi tetep jangan lupa kalo ada Allah di atas semua rencana itu. Kalo Allah udah berkehendak, kita bisa apa? Bahkan sekalipun kehendak-Nya di melenceng jauh dari rencana kita, believe it, pasti ada sesuatu yang indah di balik itu. Sayang, kita terlalu buta untuk melihat keindahannya yang sempurna.

Kerempongan lain yang kubebankan ke Yuniva: bikin ucapannya. Tadinya dia udah mau beliin kartu segala (mantep dah!), tapi gw bilang tulisan tangan biasa aja cukup. Eh, tetep jadinya bagus banget gini.

Epilog


Masih penasaran dengan "kebetulan" di atas, gw cek history chat dong, kalau-kalau ada kecocokan tanggal yang lain. Misalnya, siapa tau gw mulai merencanakan itu di tanggal lahir hijriyah gw, kan. Eh, ternyata enggak ngepasi tanggal apa pun. Rupanya Allah juga sedang menghindarkan gw dari hal bernama cocoklogi. Hehehe....

1 comment:

Powered by Blogger.