Header Ads

Mi Ongklok "Cabang" Semarang


Hampir setiap tahun dalam 10 tahun belakangan, aku selalu melewatkan lebaran di Wonosobo. Satu hal yang unik darinya adalah, sore/malamnya keluargaku menyempatkan jalan-jalan mencari mi ongklok, makanan khas Wonosobo. Paling-paling ketemu penjual mi ongklok keliling di dekat perempatan Plaza, lalu makan di emperan toko.

Tahun ini, qadarullah dengan pandemi Covid-19, kami nggak bisa ke Wonosobo. Jadi kangen makan mi ongklok, kan. Tapi di Semarang, mana ada yang jual mi ongklok, apalagi dalam suasana lebaran begini?

Nah, kenapa nggak bikin sendiri aja?

Jadi, berikut resep yang kutemukan dari hasil browsing.

* * *

BAHAN

Bahan Utama
  • Kol
  • Mi telur
  • Tahu kulit

Kuah
  • Air
  • Bawang putih
  • Ebi sangrai
  • Gula jawa
  • Garam
  • Penyedap rasa
  • Tepung kanji

Bahan Tambahan
  • Bawang goreng
  • Kucai, iris sepanjang 0,5-1 cm
  • Sate ayam

CARA MEMASAK

I. Bahan Utama
  1. Rebus mi telur, lalu angkat dan tiriskan. Campur dengan sedikit minyak/margarin supaya tidak lengket.
  2. Iris kol tipis-tipis, lalu rebus sebentar saja, jangan sampai terlalu layu.
  3. Goreng tahu kulit, lalu potong/gunting bentuk dadu kira-kira 1 cm3.

II. Kuah
  1. Ulek bawang putih dan ebi sangrai, tapi jangan terlalu lumat.
  2. Panaskan air dalam panci.
  3. Masukkan semua bumbu ke dalam air yang sedang dipanaskan sampai rasa cocok di lidah. (Rasa yang disarankan: condong ke manis, diikuti gurih.)
  4. Cairkan tepung kanji, lalu tuangkan ke dalam air, aduk terus sampai mendidih.

SARAN PENYAJIAN

  1. Tata mi, kol, dan potongan tahu di dalam mangkuk.
  2. Siram dengan kuah.
  3. Taburkan kucai dan bawang goreng.
  4. Tambahkan 3 tusuk sate.

Catatan:
  • Salah satu yang membuat mi ongklok enak adalah kucai. Sayangnya, kucai tidak lazim ditemui di Semarang (padahal kucai ini semacam syarat wajib untuk banyak makanan khas Wonosobo). Demi mi ongklok yang mendekati aslinya ini pun, aku bela-belain ke kota buat beli kucai di supermarket. Kalau kalian mau coba, sedangkan kucai susah didapat, kalian bisa coba ganti dengan daun bawang biasa.
  • Istilah ongklok sebetulnya muncul karena proses pembuatan aslinya di Wonosobo menggunakan sejenis saringan berbentuk tabung untuk mencelupkan mi dan kol ke dalam panci panas, lalu meniriskan dan mengocoknya. Tapi kalau kita nggak punya alat itu, nggak terlalu masalah juga, kok. 

4 comments:

  1. ya ampun, aku baca kucai sekilas jadi kuaci 🤣🤣🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kapan habisnya kalo kuacinya harus dikupas satu2? 🤪

      Delete
  2. aku udah pernah nyobain ini waktu di Dieng, Enak bgt sih ini Lilaaa.. belum pernah ngerasain cita rasa mie ongklok pada mie2 lain, kecuali di Dieng itu, hihi.. mantap!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak ada yg bisa ngalahin makan di tempatnya langsung emang :D

      Delete

Powered by Blogger.