Islam di Antara Persia dan Romawi
Walau secara langsung mungkin tidak ada kaitannya, peperangan antara Romawi dan Persia menarik minat masyarakat jazirah Arab. Kemenangan Persia menjadikan kaum musyrikin Mekah bersuka cita sebagai sesama penyembah berhala. Sebaliknya, kaum muslimin bersedih hati dengan kekalahan Romawi sebagai sesama pemeluk agama Samawi.
Turunnya surah Ar-Ruum adalah salah satu hiburan dan janji dari Allah bagi orang-orang mukmin.
Yang menarik bagi saya adalah, kenapa kaum muslimin merasa perlu "berpihak" pada Romawi yang beragama Nasrani, padahal ajaran Nasrani -nya pun sudah menyeleweng jauh. Kenapa kok tidak ambil sikap begini saja: Dua-duanya bakal hancur karena sama-sama menyalahi perintah Allah? Yang satu menyekutukan Allah dengan berhala, yang satu menyekutukan Allah dengan nabi-Nya.
Salah satu alasannya, di kalangan bangsa Romawi masih ada ahli kitab. Masih sama-sama agama Samawi. Di kalangan bangsa persia, musyriknya tidak ada jejak samawi-nya sama sekali.
Alasan lainnya, mungkin, adalah sikap masing-masing pemimpinnya pada utusan Islam. Persia menghinakan utusan Islam dan merobek surat yang disampaikannya. Romawi, di sisi lain, setidaknya melalui Heraklius, masih menyambut utusan Islam dengan baik, walau tidak sepenuhnya menerima ajaran yang dibawa.
Dalam kondisi kaum muslimin yang masih lemah di kancah geopolitik saat itu, ada harapan yang diberikan kepada pihak yang secara akidah lebih dekat pada mereka. Kemenangan Romawi 8 tahun kemudian menjadi bukti kebenaran janji Allah.
Pada gilirannya, ketika kaum muslimin sudah cukup settle di Madinah, degan pasukan yang cukup besar, barulah dimulai pertempuran melawan raksasa ini: Perang Mu'tah, Yarmuk, dan sebagainya, bahkan hingga penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad al-Fatih.
Mohon koreksi kalau ada data dan fakta yang kurang tepat, ya. Agak lupa-lupa ingat dengan nama atau mungkin tercampur aduk beberapa peristiwa.
No comments