[Serial Kemah Raya] 6# Mentari Pagi
[Diary Kemah Sangga Star Light Kelas X-2 SMANSA Ungaran]
===================================================================
Sepeninggal para guru, anak-anak berusaha tidur. Tapi aku tidak bisa tidur. Setelah mematikan alarm HP Hanum, aku melanjutkan main game. Kali ini bukan agar bisa tidur, justru sengaja tidak tidur, agar jam tiga nanti bisa shalat Tahajjud.
Airnya dingin sekali. Gemetar kedinginan, aku melanjutkan wudhu sambil menghibur diri, bukankah Allah menyuruh bangun di tengah dinginnya malam untuk menghadapi dinginnya alam kubur nanti?
“Mau ke mana, Lil?” tanya Hanif ketika aku bangkit berdiri usai Tahajjud.
“Kamar mandi,” jawabku pelan.
“Tunggu, aku ikut.”
Bulan yang melihat kami hendak keluar menahan kami. Aku baru ingat bahwa aturan ke kamar mandi harus empat orang. Tapi tiga orang nggak papa, kan?
Menuruni tangga yang paling dekat dengan kamar mandi, lagi-lagi aku baru ingat sesuatu yang lupa kami bawa: senter!
Di luar, ternyata Anin and ger gank juga sedang berjalan-jalan. Mereka membawa berita heboh, “Tadi kita lihat bintang jatuh, lho! Dua kali, malah!”
“Udah sempat ngucapin permintaan, belum?” gurau Hanif.
Jam sudah menunjukkan pukul empat, tapi belum ada yang membangunkan kami. Mungkin anak-anak Bantara sendiri juga capek. Setengah jam kemudian, barulah melalui pengeras suara kami dibangunkan, disuruh shalat di barak mushola. Diatur gitu, banyak anak yang nekat shalat di barak.
Nggak ada yang marahin, kok.
Pukul 06.30 jadwalnya senam Pramuka. Nggak ada yang hafal kecuali Bantara, kami kan belum diajari. Jadilah senam kami kacau balau dengan barisan yang sudah tak keruan gitu. Pusing, ngeliatin Kakak-kakak Bantara yang bersenam dengan lincahnya.
Semua anak bertepuk saat senam selesai. Tapi, tuh panitia minta senam lagi.
Anak-anak mengeluh serempak.
Semua sudah rapi jali memakai seragam pramuka lengkap yang belum sepenuhnya kering, siap mengikuti acara Tonti. Kami ke lapangan besar di dekat bumper. Di sana para Tonti melatih kami baris-berbaris per kelas. Mbak yang aku tak tahu namanya itu meminta anak-anak X-2 yang mengikuti ekskul Tonti memimpin teman-temannya.
Kami dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok anak laki-laki di bawah pimpinan Novian, sementara Triple C alias Cintamy, Charisma, dan Candra memimpin masing-masing satu kelompok. Aku masuk ke kelompok yang dipimpin Charisma.
Kelelahan, kami kembali ke barak setelah Tonti selesai. Kami segera menukar seragam dengan kaos merah. Kaosku merah muda, karena susah sekali mencari kaos panjang merah di rumah. Bahkan aku sudah berusaha mencari pinjaman, tapi tak ada. Nggak papa, kok, yang penting merah. Panitia kan nggak mewajibkan harus merah jreng, artinya meski merah muda, merah keunguan, merah hati, atau merah yang lain, kan tidak dilarang. Hehehe...
Anin mengumumkan kepada sangga Star Light, “Habis ini acaranya ada dua. Bhayangkara dan broadcast. Tiap sangga mengirimkan separo wakilnya untuk mengikuti masing-masing. Jadi dari kita masing-masing tujuh anak.”
“Aku Bhayangkara!” teriak lebih dari separo anak.
“Aku broadcast aja,” sahutku dengan semangat ’45.
Mengatasi keributan itu, Anin berseru, “Oke! Yang ikut Bhayangkara angkat tangan!”
Semua, kecuali aku dan Ummi, mengangkat tangan.
Akhirnya diputuskan, Tandya, Fitri, Novira, Dina, Hanum, Charisma, dan Candra mengikuti Bhayangkara; sisanya aku, Hanif, Ummi, Rina, Cintamy, Anggi, dan Anin sendiri mengikuti broadcast.
No comments