Header Ads

Hormati Hak Ibadah Mereka


Di jaman serba-dalam-genggaman begini, mau apa pun memang mudah. Pengin ke mana, pencat-pencet HP, datang ojek online alias ojol. Lapar, utak-atik aplikasi yang sama, makanan hadir di depan kita tanpa kita ke mana-mana. Mau sedang hujan atau panas terik, kita bisa dapatkan apa saja bahkan sambil tiduran.

Kadang kita pun bersikap tega, tidak menoleransi jika mereka melakukan kesalahan dalam pekerjaan, misalnya tidak secepat yang kita harapkan, lalu dengan mudahnya kita tekan satu bintang untuk mereka. Padahal, kita sendiri ogah disuruh keluar dan mengantre.

Tapi sudah banyak kritik soal itu di media sosial. Ada satu hal lagi yang menurut saya perlu jadi perhatian konsumen atas para mitra ojol ini.

Hak ibadah mereka.

Saking laparnya kita, kadang kita tidak mengecek jam saat memesan makanan. Saya pun pernah, dan sering, langsung menekan tombol order, lalu baru menyadari bahwa saat itu adalah waktu salat.

Sebagai driver ojol, mungkin dalam pikirannya dia hanya berusaha melayani konsumen dengan baik. Jika dia membatalkan pesanan atau terlambat dalam mengirimkan, putus mitra menantinya. Maka dia "rela" meninggalkan ibadahnya demi konsumen.

Sebagai konsumen, mungkin kita mikirnya, "Ya, itu kan risiko pekerjaan mereka." Tapi tidakkah kita ingat, kita juga ikut dosa kalau sampai dia nggak salat demi kita, terlepas si driver mungkin juga udah dosa duluan?

"Kalau emang mau salat, matiin aplikasinya dong," sanggah kita lagi. Saya tahu, itu opsi paling mungkin dari sisi driver. Hanya saja, kadang belum sempat mereka mematikan aplikasinya, pesanan kita sudah masuk duluan.

Di sini, kita sebagai konsumen harus bijak. Ada beberapa pilihan yang bisa kita lakukan.

  1. Langkah antisipatifnya, kalau kita mau pesan makanan, lihat-lihat jam dulu. Cari waktu yang kira-kira tidak menghalangi driver untuk salat. Khususnya waktu salat Jumat dan magrib, karena kedua waktu salat ini sangat singkat. Yang saya maksud di sini, bukan cuma saat kita menekan order saja, tapi pertimbangkan juga berapa lama waktu antre di restoran tujuan. Malah, justru di waktu-waktu sebelum salat inilah, driver belum mematikan aplikasinya karena mengira (atau berharap) orderan yang masuk hanya membutuhkan waktu singkat.
  2. Kalau kita terlanjur pesan pada waktu-waktu tersebut, persilakan driver untuk salat dulu. Salat itu nggak lama, kok, paling banter sepuluh menit udah termasuk doa.
  3. Kalau driver-nya sendiri yang keberatan menerima order saat itu juga, dan meminta kita meng-cancel, kita bisa cancel dengan cara yang baik. Maksudnya, jangan katakan "atas permintaan driver" di opsi alasan, tetapi bisa kita ambil alasan lain yang tidak merugikan driver. Ini berpengaruh terhadap rating mereka juga, lho.


By the way, tips ini berlaku juga untuk pemesanan ojek motor/mobil, lho, bukan hanya layanan order makanan. Jadi, misalkan kita mau pergi menggunakan jasa ojol, usahakan kita berangkat sebelum waktu salat, atau perkirakan waktu tiba kita sehingga si driver masih sempat salat.

Saya menyadari ini justru karena pernah memesan makanan via ojol ini di menjelang salat Jumat. Sebagai perempuan, saya memang tidak perlu ke masjid saat istirahat siang, dan lupa bahwa saat itu adalah hari Jumat. Si driver sendiri yang meminta saya meng-cancel pesanan, karena dia sedang bersiap-siap hendak salat Jumat. Saya sendiri sudah mempersilakannya menjalankan pesanan setelah Jumatan, tetapi beliau sendiri yang tidak ingin salatnya terganggu.

Ini salah satu respon yang (menurut saya) lumayan kocak dari driver :D

Selain itu, pernah juga saya pesan makanan saat azan magrib. Mengerling jam, saya baru ingat waktu, dan mempersilakan driver salat dulu sebelum mengambil atau mengantar pesanan. Dan beliau tidak henti-hentinya berterima kasih setelah itu.

Tidak semua driver mungkin memprioritaskan salat, atau mungkin kita malah mendapatkan driver non-muslim. Setidaknya, kitalah yang berinisiatif menawarkan hak-hak mereka untuk menjalankan ibadahnya, bukan malah menghalang-halangi. Malahan, itu adalah kewajiban kita atas mereka. Soal mereka mau menerimanya atau tidak, tanggung jawab kita sudah lepas.

Selamat menggunakan aplikasi transportasi online ini dengan bijak.

No comments

Powered by Blogger.