Utang Nulis
Kesibukan. Ya, alasan klise itu yang menghambatku kembali menuangkan ide-ide yang menjejali kepala. Khususnya tahun ini. Ada setidaknya 5 draft tulisan dalam blog ini yang udah dimulai, tapi macet di tengah jalan. Itu pun karena aku berpikir, setidaknya ide dasarnya dituliskan dulu biar bisa diteruskan nantinya. Eh, ternyata malah penyakit lama kumat: pas buka draft di blog lagi, ide itu lenyap oleh mood.
Yeah, tahun ini jelas tahun yang cukup "sibuk" buatku. Tentu saja, kata sibuk itu harus diapit tanda kutip, sebab sibuk itu lebih pada sibuk pikiran. Padahal, amanahku juga nggak banyak-banyak amat dibanding tahun-tahun sebelumnya, cuma di KAMMI Semarang doang, itu pun jarang syuro. Akademis juga nggak terlalu, aku cuma punya jadwal kuliah selama 3 hari, sebagian besar merupakan perbaikan.
Mungkin kesibukan itu ada pada hati dan pikiran. Sibuk memikirkan. Salah satunya masalah Kerja Praktek yang tak kunjung usai. Awal-awal yang digantung sama kantor membuatku menghasilkan setidaknya 8 tulisan, yang menjadi tulisan mayoritas hingga pertengahan tahun ini. Kadang dalam hati aku merutuki kelambatan keputusan dari kantor itu, yang menyebabkanku terkatung-katung selama minggu pertama, tapi justru stress berat pada akhir bahkan sampai saat ini. Program tidak kunjung selesai, dan bahkan pembimbingnya sendiri juga bingung dengan satu-satunya masalah terakhir yang kutemui. Tinggal ini ketemu solusinya, beres. Tapi what can I do if even the trainer doesn't find the solution yet? Dan orang-orang di sekelilingku, termasuk pikiranku sendiri, menuntutku untuk segera menyelesaikannya. Ditambah, batas seminar KP harusnya maksimal 3 bulan setelah pulang, sementara aku belum minta izin perpanjangan KP ke dosen dan laporan baru sepersepuluhnya yang dikerjakan lantaran programnya emang belum selesai. Itu satu.
Dua, ternyata aku termasuk orang yang meremehkan pada tahun-tahun sebelumnya sehingga semester ini aku harus mengulang DUA praktikum yang mayoritas diambil oleh mahasiswa tahun kedua. Meremehkan, karena aku masih bisa santai-santai padahal dua praktikum itulah yang aku sama sekali tak paham tentang materinya. Hasilnya tahun ini aku harus ambil praktikum yang diasisteni oleh teman seangkatan bahkan adik kelas, terkatung-katung karena jadwalnya nggak pas, nggak mudeng how to do the preliminary test, nggak mudeng apa yang sedang dipraktikin gara-gara nggak pernah masuk yang berujung pada nggak ngerti mau bikin laporan macam apa, dan parahnya lagi aku kurang dekat sama angkatan bawah yang berakibat nggak bisa nanya-nanya soal laporan atau nebeng kelompok lain kalau jadwalnya bentrok.
Tiga, karena jadwal UTS itu pas aku lagi KP, aku "sengaja" minta susulan UTS sama beberapa dosen yang jadwal UTS-nya bentrok sama jadwal resmi KP-ku. Dan urusan minta susulan ini ternyata nggak segampang yang dibayangkan. Sejauh ini cuma 1 matkul yang berjalan lancar untuk susulan, baik dari dosen maupun dari soal yang diberikan. Paling parah, ada satu matkul yang aku baru susulan UTS itu SATU MINGGU MENJELANG MINGGU TENANG! Itu pun aku sama sekali nggak bisa menjawab dengan tepat, akhirnya sang dosen yang kelihatannya bosan itu memberikan tawaran untuk mengulang UTS pada hari terakhir sebelum minggu tenang.
Sebagai tambahan, selama KP itu, ternyata ada 1 matkul yang aku ketinggalan jauh materinya sehingga bikin keteteran waktu UTS. Padahal sebenernya aku yakin bisa dapat A kalau menyimak seluruh penjelasan dosen. Yap, itu dosen memang kalau menerangkan catatannya paling banyak tapi paling jelas, dan menjadikannya satu-satunya dosen yang materinya rajin aku catat (FYI, biasnaya aku mengandalkan slide materi dosen yang bersangkutan, habisnya kalau dosen menjelaskan di kelas, aku bingung mana yang mau dicatat: di satu sisi inti materi udah komplit di slide, di sisi lain penjabaran materi yang dituliskan dosen di papan tulis cuma berupa oret-oretan yang bakal bikin bingung kalau disalin sama persis di buku). Sementara itu, dosen yang satu ini juga dikenal sering membuat soal yang sama persis model dan kalimat soalnya dengan yang pernah diberikan sebagai contoh di kelas, paling-paling cuma diubah angkanya. Tapi meskipun aku sudah menyalin catatan dan contoh soal dari temanku, tetap saja kalau angkanya diubah memungkinkan perubahan langkah, dan terlebih untuk matkul dari dosen ini, aku nggak sreg kalau mengerjakan tanpa memahami kenapa soal ini menggunakan rumus ini dan hasilnya bisa begini.
Masih banyak lagi alasan-alasan lain yang malas kusebutkan di sini. Intinya, semua "kesibukan" itu bikin aku nggak bisa nulis. Tiap kali kebelet nulis, pasti satu bagian kecil di otak bilang, "Tugasmu aja belum kelar-kelar, kamu udah mau nulis?" Belum lagi kekhawatiran kalau aku nulis dan di-share via Facebook, bakal ada komentar, "Kamu sibuk nulis itu terus tapi tugas-tugasmu keteteran semua. Mending kerjain tugas dulu baru nulis! Paham skala prioritas nggak, sih?" Ditambah lagi, mood yang memerintahkan untuk mencari tempat nyaman dulu baru menulis, padahal sekelilingku nggak pernah nyaman: banyak orang lah, di kamar dikira lagi semedi lah, di kampus nggak ada ruang kosong lah, ke Widya Puraya internetnya nggak konek lah, di wisma nggak ada internet lah, dan lah-lah lainnya.
Sampai suatu ketika, waktu aku nge-like salah satu foto publikasinya Mas Boim Lebon, dianya nanya-nanya kabar dan berikutnya melemparkan pertanyaan yang langsung ngejleb di hati:
Ah, kapan terakhir kali aku bikin cerpen? Menurut archive blog sih Agustus 2012, dan total yang berlabel Fiction cuma 8 biji seantero blog. Sementara itu, fiksi yang diniatkan jadi serial terakhir kali ditulis Maret 2012. Sisanya, blogku berisi catatan harian dan esai-esai yang kukumpulkan sebagai tugas kuliah. Hanya sedikit yang berupa artikel, apalagi opini.
Payah! Semakin lama jumlah tulisanku per tahun semakin sedikit. Bahkan menurut perhitungan pada 13 Desember 2012, hasilnya cuma segini:
Pada 2013, tercatat ada 24 post di blog, termasuk 1 tulisan lama yang pernah diterbitkan dan 2 post foto-foto KKL. Well, jadi cuma ada 21 tulisan. Masih termasuk meningkat dibandingkan tahun sebelumnya meski tak sedikit tulisan yang berupa tugas (jadi memang harus nulis untuk itu, hehe).
Sementara itu, 2014 ini karyaku terjun bebas: cuma 11 tulisan, 8 di antaranya (73%) merupakan curhatan selama KP (yang cuma bertahan 8 hari). Curhatan KP itu pun menjadi tulisan pertama tahun ini, padahal aku KP mulai April!
Apa-apaan ini? Ke mana Lilo yang dulu, yang hobi nulis meski cuma hikmah yang dipetik dari kejadian kecil yang dialami? Ke mana Lilo yang dulu bercita-cita jadi penulis? Okelah, tiga buku emang udah memuat karyamu, tapi lihat dong masing-masing "kualitas"nya sepeti apa: (1) Curhat Jalan Raya dari Leutika Publisher, cuma 1 karya "curhat" yang keroyokan, dan honornya nggak jelas sampai sekarang lantaran penulisnya terlalu banyak, (2) Untuk Ibuku dari Rainny Publishing, penerbit yang "cuma" jadi PKM salah seorang teman, belum punya legalitas hukum dan ISBN untuk buku tersebut, distribusinya terbatas, bahkan layout-nya kayak apa, dan (3) Seterang Lilin Seharum Bunga yang diterbitkan sendiri atas nama KAMMI FT Undip, dirancang sendiri dari ide sampai layout bahkan mencetaknya pontang-panting nyaris sendirian (ditemenin Aju sama Ojan sebagai desainer sampul dan percetakan minus jilid), dan meskipun tulisanku termasuk terbanyak nomor 4 dalam buku itu, aku enggan mencantumkan namaku di sampul buku lantaran takut dikira narsis. Kapan kamu mau bikin buku yang murni karya sendiri?
Padahal di sela-sela tugas akademik yang katanya menguras pikiran sampai bikin kacau siklus haid itu, aku masih sempat bikinin video profil salah seorang teman, dalam waktu sekitar 4-5 hari. Masih sempat nerima job bikin satu lagi video pesanan (gara-gara mau nyari duit ini mah, haha). Trus kenapa nulis aja nggak sempat?
Jangan kalah dong sama UmmiL, yang bisa meluangkan waktu menuliskan serpihan-serpihan kegiatannya jauh lebih produktif dibandingkan kamu yang ngaku pengin jadi penulis!
* * *
Oke, tulisan ini juga merupakan bagian dari utang tulisan selama setengah tahun. Puas rasanya bisa menuangkan sebagian beban pikiran. Biarpun sibuk, masih bisa nulis 2,5 halaman A4, kan?
keep blogging aja,tetep semangat ^^
ReplyDeletenulis di blog itu perlu niat yg kuat krn masalah penghambatnya biasanya kesibukan dan malas.Klo kelamaan nggk nulis,semangat bsa ngedrop
Duh ada gue ~,~
ReplyDeletePlis jangan bandingin sma gue, malunya itu lho di siniiii u,u
Sometimes, prioritas yg org pikir 'beda' sama yg kita pikir. Harusnya selesaiin yg nenangin hati duyuu..
Haha just a random-advice from a rebel-girl :3
Terima kasih, Mas Harum MF... Terima kasih juga atas kunjungannya. :D
ReplyDeleteHaha, gue baru nyadar kalo ada nama lu, Mil :p
ReplyDeleteHikmah yg gue dapet sih, kalo kita emang mau ngerjain sesuatu, jgn krn alasan masih banyak kerjaan lain, soalnya ujung2nya bakal gak ada yg dikerjain :D
mending take one job, setidaknya 1 kerjaan selesai :D
Ih yg nulis siapa yg g nyadar siapa :o
ReplyDeleteIyo, ojo kebanyakan mikir, haha
Syemangat lil!
Bangsa menunggu karyamu :D #bangsaygmana :b