Header Ads

My First Two Halaqahs: Aisyah & Khadijah

First created on January 6, 2011 at 8:54am
 First edited on January 8, 2011 at 11.24


1. Aisyah, halaqah di SMP

"Lihatlah... pada Aisyah...
Kami cantik dan sholihah..."

Yel-yel Aisyah waktu kemah di sekolah. Yel-yel gak jelas,pake nada lagunya Ratu. Satu tenda cuma berisi 6 orang, semuanya anggota Aisyah yang ogah dicampur sama adik-adik (di CU kayaknya gak ada kesan senior-junior, deh).

Tahun pertama belum ada yang namanya liqo, soalnya emang cuma ada 3 akhwat. Baru tahun kedua, ketika jumlah akhwat sudah bertambah 3 lagi, barulah dibentuk kelompok-kelompok liqo. 2 kelompok ikhwan (masing-masing 8 anak) dan 1 kelompok akhwat. Awalnya bingung mau kasih nama apa kelompok ini: Wahyu menyukai nama Maryam, Nurul memilih Fatimah, aku mengusulkan Khadijah. Ketiganya masing-masing nama kelompok kami waktu ikut pesantren kilat Iqro' Club setahun sebelumnya. Tapi ujung-ujungnya nama yang kita pakai sama sekali lain dari ketiganya: Aisyah.

Belum ada seminggu Aisyah terbentuk, bahkan sama sekali belum liqo, murobbi-nya udah diganti. Awalnya aku agak "gak ikhlas" dengan pergantian tersebut: murobbi lama udah kukenal selama setahun dan dari sebelumnya aku memang pengin dapet beliau, dan murobbi barunya aku baru kenal. Tapi setelah setahun liqo', barulah aku bisa mulai dekat dengan beliau.

Setahun pertama, berhubung di sekolah emang cuma ada 6 akhwat, ya mainnya sama orang-orang itu melulu. Trus waktu sang murobbi udah punya anak, kalau liqo kadang si bayi ikut diajak. Apalagi waktu Hasna, putrinya murobbi, udah lumayan gede. Jadi hiburan selama liqo. :)

Di antara 6 Aisyah, Wahyu-lah yang pertama kali memanggilku dengan julukan Stitch. Katanya, diambil dari kartun Lilo n Stitch. Kalau SMS, dia juga memanggilku begitu, walau sering salah tulis jadi "Stiech". Berikutnya Nurul, Mala, Dipta, dan Aulia ikut-ikutan memanggilku dengan julukan itu. Jadi kalau aku SMS ke mereka, dan nomorku belum tersimpan (saking seringnya mereka ganti nomor), aku tinggal menuliskan nama "Stitch", dan mereka akan langsung faham siapa yang SMS.

Panggilan yang diberikan Aisyah itulah yang kini kugunakan sampai sekarang sebagai nickname di social network-ku. Lilo n Stitch, pemberian "terindah" dari teman-teman Aisyah. ^_^


2. Khadijah, halaqah di SMA

Apa yang bisa kukatakan tentang Iip, Nida, Ummil, Triya, Tari, dan Loli? Rasanya susah menggambarkan mereka. Walaupun awal-awal jarang bisa dateng semua, mulai kelas 2 udah lumayan rutin pertemuan kita. Salah satu yang paling berkesan adalah di hari lahir sang murobbi: kita sampai izin rapat Rohis demi halaqah ini, untuk memberikan hadiah kepada beliau.

Khadijah, halaqah akhwat pertama (mungkin, soalnya nggak tahu juga kelompoknya Widi terbentuk kapan) yang terbentuk di kalangan angkatanku di SMANSA. Beberapa guru SMP-ku sering menghubungiku untuk menanyakan kelanjutan liqo-ku, dan akhirnya terbentuklah halaqah ini. Baru beberapa bulan kemudian, mentoring akhwat SMANSA dibentuk oleh alumni akhwat. Awalnya yang rutin datang emang cuma aku dan Iip (liqo cuma berdua gitu), baru deh setelah masuknya Triya dan Tari (transferan dari kelompok lain yang kurang aktif) kita jadi rajin liqo.

Oya, mungkin di antara hampir seluruh kelompok akhwat yang ada di SMANSA angkatanku ke bawah, cuma Khadijah yang menyebut majelis kita dengan liqo, walaupun kalau ke teman-teman yang lain kita membahasakan mentoring. Mungkin karena waktu SMP aku udah biasa menyebutnya dengan liqo, ya, walaupun di tahun ketiga SMP dulu, Kepsek yang baru membahasakannya dengan mentoring (lagi-lagi cuma Aisyah yang masih terbiasa dengan istilah liqo).

Nama Khadijah juga muncul gara-gara Iip yang ternyata lumayan nge-fans sama karakter istri pertama Rasulullah ini (--biasanya kamu lebih suka Fatimah dan Ali, Ip? ^^---). Aku juga mengagumi beliau, dan majelis yang saat itu cuma dihadiri dua orang ini (tiga, kalau sama murobbi) menyepakati nama ini untuk dipakai sebagai nama kami.

"Khadijah, kapan bisa ketemu lagi? Kapan ke tempat sang murobbi?"

Pertanyaan yang sering terlontar dari Khadijah ketika kita sudah memasuki bangku perguruan tinggi. Hmm... kapan, ya? Sepertinya hampir semua "hanya" menunggu kepastian liburnya Ummil dan Iip yang sekolah di Bogor dan Tangerang. Lainnya sih deket-deket aja: aku dan Nida di Teknik Undip (satu fakultas, tuh, tapi jarang ketemu juga, hehe), Triya di Polines, dan Tari di Unnes. Ayo reuni lagi... Pengin lihat Adik Scientia juga... :D

Miss u, all...

TULALIT (Tari, Ummil, Lila, Annida, Loli, Iip, Triya)

No comments

Powered by Blogger.