Wismaku Wisma TSABITA
Tsabita.
Itulah wisma pertama yang aku kunjungi saat hunting wisma. Wisma yang pernah membuatku merasa penting bahkan sebelum menjadi bagian darinya, sebab dipakai juga sebagai sekretariat KAMMI Teknik. Membuat hatiku telah terpaut untuk menempati wisma ini.
Tsabita.
Wisma paling banyak penghuninya seantero wisma akhwat Teknik. Wisma yang selalu ramai dengan sarana kami mempererat ukhuwah. Wisma yang setiap pekannya tak pernah sepi dari kunjungan ikhwan yang mau syuro, hehe...:D
Tsabita.
Terabadikan kata itu dalam kalimat yang menjadi pelejit semangat kita kala futur. Menjadi bara pengobar ghirah saat amanah dibenturkan dengan kewajiban akademis dan pribadi. Mengingatkan kita akan janji-Nya yang niscaya. Yang wajib dihafalkan oleh peserta TANYA 2011. Yang akan kita jumpai saat membaca Surah Muhammad ayat 7.
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ Ø¢َÙ…َÙ†ُوا Ø¥ِÙ†ْ تَÙ†ْصُرُوا اللَّÙ‡َ ÙŠَÙ†ْصُرْÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙŠُØ«َبِّتْ Ø£َÙ‚ْدَامَÙƒُÙ…ْ
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
Tsabita.
Sebuah doa yang terlantun saat iman berada pada titik lemahnya. Sebuah doa yang terlantun agar iman kita memuncak, untuk tetap berada dalam titik tersebut. Sebuah doa yang Rasulullah ajarkan pada kita agar istiqomah di jalan dakwah yang tak pernah mulus ini.
ÙŠَا Ù…ُÙ‚َÙ„ِّبَ الْÙ‚ُÙ„ُوبِ Ø«َبِّتْ Ù‚َÙ„ْبِÙ‰ عَÙ„َÙ‰ دِينِÙƒَ
"Wahai Zat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu."
Tsabita.
Nama itu doa. Tsabita artinya teguh. Sebuah nama yang mendoakan para penghuninya agar senantiasa teguh menghadapi ujian dalam hidup. Mendoakan para penghuninya agar teguh dalam ber-amar ma'ruf nahi munkar. Mendoakan setiap yang pernah singgah agar teguh membela syari'at-Nya.
Tsabita.
Terdiri dari huruf ث (TSA'), ب (BA'), dan ت (TA'). Maka dalam ejaan huruf latin, kami menulisnya TSA-BI-TA. Meski begitu, tak jarang ada yang menuliskannya TSA-BI-THA. Ada beberapa versi transliterasi ejaan THA: bisa mewaliki huruf ث dalam bahasa Inggris, bisa juga bermakna ط dalam bahasa Indonesia. Jadi ada dua versi bacaan dengan transliterasi TSABITHA: bisa ثبث bisa pula ثبط.
Aku kurang faham bahasa Arab, jadi aku tak tahu arti persis keduanya. Tapi, saat menggunakan bantuan Google Translate dengan mengetikkan ثبط, Google menerjemahkannya menjadi "menghalangi". Begitukah artinya? Jika begitu, sungguh, pengucapan dan penulisan yang salah akan merubah total arti kata. Yang semula bermakna indah, menjadi bermakna yang kurang berkenan di hati. Bayangkan, yang semula mendoakan agar kita teguh di jalan juang, tanpa disadari malah menyematkan "harapan" menjadi penghalang dakwah. Na'udzubillah.
Jika ada teman-teman yang mengerti dan memahami bahasa Arab, mohon bantuan untuk menerjemahkannya dengan lebih tepat. Agar kita tidak salah lagi dalam menuliskan dan melafalkan nama wismaku ini. Agar ikhtiar para pendahulu yang menamai wisma Tsabita ini menjadi doa bagi siapa pun yang pernah menginjakkan kaki di bangunan dengan cat luar berwarna jingga ini, bukannya malah menjadi "kutukan" bagi semuanya. :)
Lebih dari itu, kita juga harus lebih teliti menggunakan transliterasi dan melafalkan. ^_^
Itulah wisma pertama yang aku kunjungi saat hunting wisma. Wisma yang pernah membuatku merasa penting bahkan sebelum menjadi bagian darinya, sebab dipakai juga sebagai sekretariat KAMMI Teknik. Membuat hatiku telah terpaut untuk menempati wisma ini.
Tsabita.
Wisma paling banyak penghuninya seantero wisma akhwat Teknik. Wisma yang selalu ramai dengan sarana kami mempererat ukhuwah. Wisma yang setiap pekannya tak pernah sepi dari kunjungan ikhwan yang mau syuro, hehe...:D
Tsabita.
Terabadikan kata itu dalam kalimat yang menjadi pelejit semangat kita kala futur. Menjadi bara pengobar ghirah saat amanah dibenturkan dengan kewajiban akademis dan pribadi. Mengingatkan kita akan janji-Nya yang niscaya. Yang wajib dihafalkan oleh peserta TANYA 2011. Yang akan kita jumpai saat membaca Surah Muhammad ayat 7.
ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ Ø¢َÙ…َÙ†ُوا Ø¥ِÙ†ْ تَÙ†ْصُرُوا اللَّÙ‡َ ÙŠَÙ†ْصُرْÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙŠُØ«َبِّتْ Ø£َÙ‚ْدَامَÙƒُÙ…ْ
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
Tsabita.
Sebuah doa yang terlantun saat iman berada pada titik lemahnya. Sebuah doa yang terlantun agar iman kita memuncak, untuk tetap berada dalam titik tersebut. Sebuah doa yang Rasulullah ajarkan pada kita agar istiqomah di jalan dakwah yang tak pernah mulus ini.
ÙŠَا Ù…ُÙ‚َÙ„ِّبَ الْÙ‚ُÙ„ُوبِ Ø«َبِّتْ Ù‚َÙ„ْبِÙ‰ عَÙ„َÙ‰ دِينِÙƒَ
"Wahai Zat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu."
Tsabita.
Nama itu doa. Tsabita artinya teguh. Sebuah nama yang mendoakan para penghuninya agar senantiasa teguh menghadapi ujian dalam hidup. Mendoakan para penghuninya agar teguh dalam ber-amar ma'ruf nahi munkar. Mendoakan setiap yang pernah singgah agar teguh membela syari'at-Nya.
Tsabita.
Terdiri dari huruf ث (TSA'), ب (BA'), dan ت (TA'). Maka dalam ejaan huruf latin, kami menulisnya TSA-BI-TA. Meski begitu, tak jarang ada yang menuliskannya TSA-BI-THA. Ada beberapa versi transliterasi ejaan THA: bisa mewaliki huruf ث dalam bahasa Inggris, bisa juga bermakna ط dalam bahasa Indonesia. Jadi ada dua versi bacaan dengan transliterasi TSABITHA: bisa ثبث bisa pula ثبط.
Aku kurang faham bahasa Arab, jadi aku tak tahu arti persis keduanya. Tapi, saat menggunakan bantuan Google Translate dengan mengetikkan ثبط, Google menerjemahkannya menjadi "menghalangi". Begitukah artinya? Jika begitu, sungguh, pengucapan dan penulisan yang salah akan merubah total arti kata. Yang semula bermakna indah, menjadi bermakna yang kurang berkenan di hati. Bayangkan, yang semula mendoakan agar kita teguh di jalan juang, tanpa disadari malah menyematkan "harapan" menjadi penghalang dakwah. Na'udzubillah.
Jika ada teman-teman yang mengerti dan memahami bahasa Arab, mohon bantuan untuk menerjemahkannya dengan lebih tepat. Agar kita tidak salah lagi dalam menuliskan dan melafalkan nama wismaku ini. Agar ikhtiar para pendahulu yang menamai wisma Tsabita ini menjadi doa bagi siapa pun yang pernah menginjakkan kaki di bangunan dengan cat luar berwarna jingga ini, bukannya malah menjadi "kutukan" bagi semuanya. :)
Lebih dari itu, kita juga harus lebih teliti menggunakan transliterasi dan melafalkan. ^_^
No comments