Header Ads

Tunas

Berlari, mengejar angin
Pusaran badai melesat, menyapu segala
Lantak yang menyisakan sesenti tunas
Aku pergi, jauh entah ke mana
Kaki langit senantiasa tampak dalam mataku
Mencari pohon-pohon segar sekadar untuk berteduh
Sepotong buah mentah kugigit
Lantas kulempar begitu saja

Sebatang arang tergeletak bersama sebidang batu
Hitam jemariku memprosakan puisimu
Kembali kujelajahi tanah fatamorgana
Katamu, ada pohon rindang di dekat sumber air
Tapi di mana?

Sekali lagi, aku berlari menerjang arus
Hanya saja tubuh lemahku tak sekuat kepalan tanganmu
Kulihat kembali tunas itu
Lima senti sudah tingginya
Tak seteduh pohon bualanmu
Tapi aku ingin memupuknya, menyiramnya

Saat tanaman ini sudah menancap tegak
dan siap menawarkan buahnya
atau menemani tunas baru yang akan menjadikannya hutan rimbun
Kau boleh menarikku ke oasemu
Mereguknya untuk menyuburkan tunas-tunas baru


No comments

Powered by Blogger.