Semua Agama Benar?
Terhadap beberapa konflik yang (katanya) dilatarbelakangi oleh agama, sebagian (besar) orang akan berusaha mendamaikan dengan mengatakan bahwa semua agama itu sama saja. Alasannya, semua agama toh sama-sama mengajarkan kebaikan. Jadi, semua agama itu benar.
Sekilas, memang tampaknya semua agama mengajarkan kebaikan. Tapi, kebaikan yang dimaksud di sini hanya kebaikan terhadap sesama manusia (dalam Islam disebut sebagai hablum-minan-naas) atau terhadap makhluk. Padahal, di sisi lain, orang-orang sendiri seringkali mengatakan jangan mencampuradukkan agama dengan politik atau dengan kepentingan "duniawi" lain, dengan alasan agama dan kepercayaan itu urusan individu dengan Tuhan. (Meskipun demikian, tulisan ini tidak membahas apakah agama HANYA berkaitan dengan Tuhan atau seharusnya juga membahas hubungan dengan makhluk.)
Poin kepercayaan terhadap Tuhan inilah yang sesungguhnya menjadi perbedaan mendasar antara semua agama yang ada. Lebih mendasar lagi, perbedaan itu terletak pada siapa sesembahan pemeluk agama tersebut, yang kemudian berlanjut pada masalah tata cara penyembahan dan lainnya.
Yang paling dasar saja, saya ingin membandingkan konsep ketuhanan Islam dan Kristen. Dalam Islam, hanya Allah yang berhak disembah, dan Allah itu satu, tidak mempunyai anak maupun diperanakkan, dan tidak ada satu pun yang menyerupai-Nya. Sedangkan Kristen meyakini konsep Trinitas, tentang tiga dalam satu, bahwa Yesus adalah anak Allah. Dari sini saja, amat jelas bahwa konsep keduanya bertentangan. Bagaimana mungkin pernyataan "Allah tidak memiliki anak" dan "Yesus adalah anak Allah" bisa sama-sama benar?
Bahkan orang yang mengatakan semua agama itu benar pun, rata-rata merupakan orang yang memilih satu saja agama (setidaknya di KTP tertulis begitu). Jika memang semua agama benar, kenapa seseorang itu hanya memilih satu agama? Kenapa dia tidak lantas menganut semua agama sekaligus? Tentunya karena dia meyakini hanya ada satu agama yang benar, yang lain salah.
Toleransi bukan berarti membenarkan semua agama, apalagi melaksanakan perintah semua agama sekaligus, karena hal tersebut justru melanggar prinsip dasar agama itu sendiri. Toleransi berarti mempersilakan pemeluk agama lain menjalankan perintah agamanya masing-masing.
Ada sebuah pertanyaan humor, "Apa penyebab utama perceraian?" Jawabannya adalah pernikahan. Demikian pula, "Apa penyebab utama toleransi?" Jawabannya adalah perbedaan. Tanpa adanya perbedaan, mustahil kita akan mengenal istilah toleransi. Karena itu, tak masalah jika kita dengan tegas menyatakan bahwa setiap agama itu berbeda, selama perbedaan itu tidak menjadikan kita memprovokasi pemeluk agama lain untuk melakukan perlawanan.
Wallahu a'lam.
No comments