Sesungguhnya Aku Takut
Seperti kehidupan yang dibatasi waktunya, seperti itulah masaku dalam wajihah.
Jika kehidupan ini entah kapan sampainya, sesungguhnya aku tahu berapa lama masaku.
Di saat beberapa orang merasakan kelegaan akan selesainya amanah, aku justru merasa seperti manusia yang takut kematian sedang sekarat...
Mungkin sambil mendendangkan lagunya Ungu:
Andai ku tahu kapan tiba masaku
'ku akan memohon
Tuhan, jangan Kau ambil nyawaku
Aku takut akan semua dosa-dosaku
Aku takut dosa yg terus membayangiku...
Betul sekali, hal yang paling kutakutkan dari setiap mengikuti organisasi adalah agenda laporan pertanggungjawaban (LPJ).
Di hadapan seluruh peserta, rasanya aku diadili.
Ketika apa yang aku dan saudara-saudaraku rencanakan melalui program kerja ternyata tidak berjalan sesuai harapan...
Seolah-olah aku berada di Padang Mahsyar.
Ketika semua slide presentasi silih berganti...
Aku membayangkan itu bentuk janji Allah saat menayangkan seluruh detail kehidupanku.
Bentuk pertanggungjawaban atas nafas yang Allah berikan.
Masa amanah (bukan jabatan!) selama beberapa bulan, mungkin ada setahun hitungan dunia...
Kurasakan begitu gagal di tanganku.
Aku bukan orang yang amanah!
Mungkin manusia paling tidak amanah yang ada di dunia ini!
Tapi, hadirin menyatakan LPJ diterima, bahkan sebagian bilang hasilnya memuaskan.
Ya Allah, betapa penilaian baik itu adalah sebuah beban...
Bagaimana jika Engkau nyatakan semua itu adalah pengkhianatan atas amanah yang bahkan gunung pun menolaknya?
Kelegaanku, kebahagiaanku, bahkan syukurku, karena penerimaan manusia justru membuatku lalai akan masa pertanggungjawaban kepada-Mu...
Maka hadirin dengan kejam menolak pertanggungjawaban kami...
Mungkin dengan itu aku berpikir, setidaknya bisa menjadi pengurang dosa di akhirat.
Tapi jika manusia yang penuh salah saja mencampakkan amalanku, apalagi Engkau Yang Mahasempurna, Mahasuci?
Manusia macam apa aku ini?
Ayat terakhir surah An Naba pun terngiang...
... pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah."
Apakah sindiran-Mu itu juga berlaku untukku?
Jika kehidupan ini entah kapan sampainya, sesungguhnya aku tahu berapa lama masaku.
Di saat beberapa orang merasakan kelegaan akan selesainya amanah, aku justru merasa seperti manusia yang takut kematian sedang sekarat...
Mungkin sambil mendendangkan lagunya Ungu:
Andai ku tahu kapan tiba masaku
'ku akan memohon
Tuhan, jangan Kau ambil nyawaku
Aku takut akan semua dosa-dosaku
Aku takut dosa yg terus membayangiku...
Betul sekali, hal yang paling kutakutkan dari setiap mengikuti organisasi adalah agenda laporan pertanggungjawaban (LPJ).
Di hadapan seluruh peserta, rasanya aku diadili.
Ketika apa yang aku dan saudara-saudaraku rencanakan melalui program kerja ternyata tidak berjalan sesuai harapan...
Seolah-olah aku berada di Padang Mahsyar.
Ketika semua slide presentasi silih berganti...
Aku membayangkan itu bentuk janji Allah saat menayangkan seluruh detail kehidupanku.
Bentuk pertanggungjawaban atas nafas yang Allah berikan.
Masa amanah (bukan jabatan!) selama beberapa bulan, mungkin ada setahun hitungan dunia...
Kurasakan begitu gagal di tanganku.
Aku bukan orang yang amanah!
Mungkin manusia paling tidak amanah yang ada di dunia ini!
Tapi, hadirin menyatakan LPJ diterima, bahkan sebagian bilang hasilnya memuaskan.
Ya Allah, betapa penilaian baik itu adalah sebuah beban...
Bagaimana jika Engkau nyatakan semua itu adalah pengkhianatan atas amanah yang bahkan gunung pun menolaknya?
Kelegaanku, kebahagiaanku, bahkan syukurku, karena penerimaan manusia justru membuatku lalai akan masa pertanggungjawaban kepada-Mu...
Maka hadirin dengan kejam menolak pertanggungjawaban kami...
Mungkin dengan itu aku berpikir, setidaknya bisa menjadi pengurang dosa di akhirat.
Tapi jika manusia yang penuh salah saja mencampakkan amalanku, apalagi Engkau Yang Mahasempurna, Mahasuci?
Manusia macam apa aku ini?
Ayat terakhir surah An Naba pun terngiang...
... pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah."
Apakah sindiran-Mu itu juga berlaku untukku?
No comments