Sensasi Aksi [The Story of DM1]
Sudah sejak SMP aku tertarik gabung dengan KAMMI. Gara-gara lihat seorang guru akhwat pakai jaket KAMMI, lalu bercerita tentang pengalaman beliau ikut aksi. Kedengarannya seru aja. Hehe... Tapi menjelang kuliah, barulah alasan itu menjadi lebih ideologis.
Lalu aku dengar juga, bahwa gerbang masuk KAMMI adalah DM 1. Jadilah aku bersemangat mengikutinya. Tetapi, kabarnya pada hari yang sama, juga ada LKMM. Wuih, panik banget, aku. Bingung menentukan pilihan. Pasalnya, yang namanya LKMM juga salah satu gerbang untuk bisa dakwah di internal kampus. Rasanya mau nangis... Sampai akhirnya kabar baik itu datang: ternyata LKMM-nya nggak jadi tanggal segitu. Subhanallah, alhamdulillah, Allahu akbar! Seolah-olah itu berkah yang luar biasa, dan memang itulah kenyataannya.
Then, here I am... Akhirnya ikut juga DM 1 di Ponpes Nurul Islami, Mijen, Semarang, pada Jum'at sampai Ahad, 5-7 November 2010.
Memang sih, jadwalnya padat banget... Bayangin aja, jam 5 pagi udah mulai materi. Kalau pembicaranya nggak keren-keren amat, mungkin kepalaku udah tertunduk dalam tidur. Tapi, pematerinya adalah Ustadz Salim A. Fillah. Jadi nggak begitu ngantuk juga, seperti kebanyakan materi lainnya yang di dalam ruangan. Di beberapa materi, catatanku sempat ada yang nggak terbaca gara-gara nulisnya sambil setengah sadar. Setidaknya, inti materinya udah kutangkap, lah... hehe...
Sabtu pagi, diisi dengan outbond. Dari level low impact sampai high impact. Dari tiga low impact game, dua di antaranya bisa bener-bener menguras tenaga. Menahan beban manusia di atas bambu yang kita pegang, harus mencapai tali beberapa meter di depan sana... Dan kurasakan betapa berartinya waktu, ketika kelompokku "gagal" menjadi yang pertama melewati tali itu hanya beberapa detik (maksimal satu menit) setelah kelompok pertama.
Sementara yang high impact, ada dua game: two line bridge (yang aku udah terlalu sering mendapatkannya sehingga bisa melaluinya dengan cepat) dan satu lagi... namanya apa, ya? Lupa! Yang jelas, satu orang disuruh menjatuhkan diri ke belakang dari ketinggian (cuma 2 meter-an doang, sih), lalu (dengan posisi terlentang) ditangkap oleh sebuah jaring yang dipegangi oleh teman-temannya.
Awalnya aku takut banget dengan permainan satu ini, bahkan sempet mikir apa jadinya kalo aku menolak mengikutinya. Tapi, eman-eman juga kan, kalau sampai nggak merasakan permainan ini. Walaupun sempet merinding, sampailah aku di atas... siap terjun... dan meminta panitia yang jaga untuk mendorongku saja (biar nggak lebih merinding)...
Sekian detik aku melayang di udara, dalam benakku masih sempat terbentuk kalimat, "Kok nggak nyampai-nyampai ke jaring, sih?" Sampai di jaring, aku tidak bergerak sama sekali. Orang-orang di sekitarku mengira aku pingsan, sebelum tak lama kemudian akhirnya aku tersenyum jahil kepada mereka. Hahaha... Sukses deh, ngerjain mereka. Mission complete.:-P
Oya, meski tadi aku bilang ngantuk hampir di semua materi, tapi ada satu hari di mana aku nggak terserang ngantuk sama sekali: hari ketiga. Materinya tentang KAMMI dan Manajemen Aksi, dilanjutkan dengan simulasi aksi. Di hari ketiga ini, aku baru dapet feel-nya. :)
Nggak jelas kenapa, aku disuruh jadi korlap akhwat waktu aksi. Padahal, aku juga nggak tahu tugasnya ngapain aja. Belum lagi ada yang namanya penyusup yang jadi provokator...
Para provokator yang terdiri dari panitia (untuk akhwat, peran provokator dan polisi tetap dipegang akhwat, pastinya) memaksa masuk ke barisan kami, marah-marah gak jelas (hehehe... peace... v^^), mengambil atribut kami, bahkan melakukan percobaan penculikan terhadap salah satu peserta aksi... Nggak tanggung-tanggung, main fisik juga, tuh! Sempet kaget juga sih, soalnya waktu ikut aksinya KAMMI dulu perasaan damai-damai saja. Tapi ada untungnya juga aku sering adu fisik sama adikku di rumah (:D), jadi kalau cuma adu fisik kayak gini sih nggak terlalu berat buatku, walaupun tetap harus menguras energi.
Lucunya, sementara provokator akhwat dan peserta aksi akhwat udah sampai anarkis gitu, yang ikhwan kayaknya adem ayem aja! Nggak sampai berantem kayak yang akhwat. Haha... kebalik, tuh! :-p
Trus, waktu panitia yang jadi provokator bilang aksinya udah selesai, aku sempat nggak percaya juga. Haha... habis udah 1-2 jam-an dibikin nggak percaya sama mereka, sih... Tapi habis itu, kita semua salam-salaman, saling ketawa... :D
Pokoknya sip, lah...
*NB. Kayaknya tulisannya masih kurang lengkap, deh, habisnya keburu-buru ada acara. Kalau sempat, mungkin aku jadiin buku sekalian kali, ya?*
No comments